Sabtu, 26 Maret 2016

SMP 1 DaweTetap yang Terbaik di Popda Atletik


Pekan Olahraga Pelajar Daerah tingkat Kabupaten Kudus tahun 2016 baru saja usai. Tak pelak, juara-juara baru pun bermunculan menggantikan sang jawara lama yang tergeser karena usia maupun prestasinya tak cukup memenuhi syarat untuk menjadi juara.

Tahun ini, untuk cabang atletik, SMP 1 Dawe mengirimkan 17 atlet putra dan putri dari berbagai event lomba. Dari  8 cabang lomba untuk masing masing kelompok (putra dan putri), SMP 1 Dawe memperoleh 4 medali emas dan 6 medali perak. Dengan jumlah skor 46, SMP 1 Dawe dapat melampaui sekolah-sekolah lain di seluruh Kabupaten Kudus untuk cabang olahraga atletik.

Farid Khusaini merupakan atlet penyumbang 2 medali emas dari event lempar cakram dan lempar lembing. "Lemparan Farid bahkan memecahkan rekornya sendiri dari tahun sebelumnya di tingkat Jawa Tengah,  yakni 39,85 M," kata Noor Akhmad, S.Pd.,M.Or, pembina atletik di SMP 1 Dawe. Selain itu, medali emas juga dipersembahkan oleh Maulana Istanto ppada event tolak peluru dan Robby Haris pada event lati 1500 M.

Medali perak dipersembahkan oleh Maulana Istanto dari event lempar cakram putra dan Moh Roco dari event lempar lembing putra. Atlet putri pun tak ketinggalan mempersembahkan medali bagi sekolah tercinta. Almira mempersembahkan dua medali perak dari event lari 800 M dan 1500 M. Selain itu, Nea Putri Butyana pada event lompat tinggi dan Olivia Jeine Berliana  pada event lempar lembing juga memperoleh medali perak.

Dengan prestasi yang diperoleh tahun ini, SMP 1 Dawe kembali dikukuhkan menjadi juara umum Popda Atletik di Kabupaten Kudus, mempertahankan apa yang sudah diraih pada tahun-tahun sebelumnya. Selamat dan sukses untuk Tim Atletik SMP 1 Dawe. Bravo!



Tim Aletik SMP 1 Dawe bersama Kepala Sekolah


Tim  Atletik SMP 1 Dawe bersama Kepala Sekolah dan  pelatih yang tak kenal lelah

Minggu, 28 Februari 2016

SMP 1 Dawe menuju Sekolah Adiwiyata




            
           Kata adiwiyata berasal dari     bahasa  Sansekerta adi yang bermakna besar, agung, baik, ideal, atau sempurna, dan kata wiyata yang bermakna tempat seseorang memperoleh ilmu pengetahuan, norma, etika, dan kehidupan sosial. Jadi, adiwiyata merupakan tempat yang sempurna untuk memperoleh ilmu pengetahuan, norma, etika, dan kehidupan sosial. 
             Program Adiwiyata merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. (sumber: Badan Lingkungan Hidup).
           Tujuan utama program ini adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.  Karena sekolah merupakan salah satu tempat pembentukan karakter bagi seorang anak, pelaksanaan program adiwiyata di sekolah sangat diperlukan.
           Sehubungan dengan hal tersebut,  mulai tahun 2015 SMP 1 Dawe  mulai merintis pelaksanaan program adiwiyata. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran siswa untuk mencintai lingkungan. Dengan lingkungan yang terawat, kualitas hidup kita akan menjadi lebih baik.
            Kegiatan adiwiyata ini tak hanya dilaksanakan di dalam lingkup sekolah, tetapi juga di luar sekolah dengan bekerja sama dengan pihak  lain. Kegiatan yang dilakukan di sekolah misalnya pembuataan green house, pendaurulangan sampah anorganik, komposting, dan lain-lain. Sedangkan di luar sekolah, siswa SMP 1 Dawe melaksanakan program kali bersih, penanaman seribu pohon, dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat bagi lingkungan.   




Green House



Program Kali Bersih dan Penanaman Seribu Pohon



Komposting

Biopori



Kebun Sekolah dan Tanaman Obat Keluarga (Toga)




Hasta Karya dari Sampah Anorganik





Program Kebersihan dan Penghijauan Sekolah

       Demikian sekilas info kegiatan adiwiyata di SMP 1 Dawe. Semoga bermanfaat. Salam Asik! Asri, Sehat, Indah, Keren!!!

Jumat, 16 Juli 2010

TUNGKU ISO JET

Siswa SMP 1 Dawe Kudus Ciptakan Tungku Iso-Jet

a.com Senin, 10 Agustus 2009 02:16 WIB ] KUDUS : Tiga siswa dari SMP 1 Dawe, Kudus, Jawa Tengah, yang berhasil merekacipta tungku tepat guna Iso-Jet, akan mengikuti lomba karya ilmiah tingkat nasional pada 10-15 Agustus di Jakarta. “Tahun lalu Kudus mengirimkan beberapa peserta lomba dari sejumlah sekolah di kota ini. Tetapi, tahun ini hanya SMP 1 Dawe yang mewakili Kudus pada lomba karya ilmiah itu,” kata guru pembimbing tiga siswa SMP 1 Dawe yang akan mengikuti lomba karya ilmiah di Jakarta, Muhammad Arianto Wibowo, di Kudus, Minggu (9/8).

Ketiga siswa itu adalan Dwi Kustiyani, Karina Rizka, dan Abdul Malik.

Ia mengatakan, temuan tungku iso-jet itu merupakan jawaban atas keprihatinan sejumlah pihak terhadap kekhawatiran warga desa menggunakan gas elpiji ukuran 3 kilogram bantuan pemerintah.

Selain persoalan kesulitan mengubah kebiasaan masyarakat menggunakan bahan bakar konvensional, katanya, persoalan kelangkaan bahan bakar juga menjadi kendala masyarakat meninggalkan bahan bakar dari kayu bakar.

Terlebih lagi, kata dia, stok kayu bakar di daerah pedesaan juga tersedia cukup banyak. “Kondisi ini semakin memperkuat keteguhan warga untuk tetap memanfaatkan kayu bakar untuk keperluan memasak,” ujarnya.

Akan tetapi, kebiasaan memasak dengan kayu bakar dianggap kurang efektif karena boros bahan bakar kayu dan menghasilkan asap yang cukup banyak, sehingga mengakibatkan polusi warga sekitarnya.

Untuk itu, kata dia, tiga orang siswannya beserta guru pembimbing membuat tungku kayu bakar yang mampu mengubah bahan bakar kayu menjadi bahan bakar yang lebih hemat dan menghasilkan sedikit asap, serta jelaga dan abu sebagai residunya.

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh salah seorang siswa SMP 1 Dawe yang menjadi peserta lomba karya ilmiah, Dwi Kustiyana mengatakan, temuannya itu berasal dari kebiasaan warga di desanya yang masih mengguankan bahan bakar dari kayu bakar untuk memasak.

“Asapnya sangat mengganggu warga sekitar, selain itu panas yang dihasilkannya juga tidak maksimal dan boros bahan bakar,” ujarnya.

Ia mengatakan, pembuatan tungku iso-jet menggabungkan ilmu fisika dengan teknologi tradisional yang biasa digunakan masyarakat, yakni tungku memasak.

“Selama ini, tungku yang digunakan penduduk di desa banyak kelemahan, yakni panas yang dihasilkan tidak fokus untuk memanaskan panci atau alat memasak lainnya, karena banyak diserap lingkungan sekitar,” ujarnya.

Pembuatan tungku memasak tersebut, katanya, memanfaatkan bahan baku bekas, seperti seng dan abu.

“Bahan baku seng dimanfaatkan untuk membuat tungku, sedangkan abu digunakan sebagai bahan baku untuk mencegah panas lebih fokus karena memiliki sifat isolator,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, abu hasil pembakaran kayu atau bahan organik tersebut memiliki sifat isolator yang lebih baik dibandingkan dengan bahan semen atau keramik.

Selain itu, kata dia, abu yang memiliki warna abu-abu juga menambah sifat isolator karena panas lebih sulit diserap oleh warna yang cenderung abu-abu.

“Mudah-mudahan temuan ini dapat dimanfaatkan warga yang berada di pedesaan, terutama yang masih memanfaatkan bahan bakar kayu untuk memasak dan dapat menekan biaya pengeluaran mereka,” ujarnya.

Sebelumnya, temuan tungku iso-jet oleh tiga orang siswa SMP 1 Dawe, yakni Dwi Kustiyani, Karina Rizka, dan Abdul Malik harus melewati serangkaian seleksi dan harus bersaing dengan ribuan peserta dari seluruh tanah air.

Dari ribuan peserta tersebut, kata Karina, dipilih sebanyak 33 peserta sebagai pemilik karya ilmiah terbaik dan layak mengikuti lomba karya ilmiah tingkat nasional untuk kategori teknologi.

“Pada perlombaan tersebut, meliputi temuan karya ilmiah di bidang teknologi, IPA, dan IPS,” ujarnya. (Ant/OL-7)